A. Pengertian Motivasi
Motivasi adalah suatu sugesti atau dorongan
yang muncul karena diberikan oleh seseorang kepada orang lain atau dari diri
sendiri, dorongan tersebut bermaksud agar orang tersebut menjadi orang yang
lebih baik dari yang sebelumnya. Motivasi juga bisa diartikan sebagai sebuah
alasan yang mendasari sebuah perbuatan yang dilakukan oleh seseorang
Pengertian motivasi menurut para ahli:
Menurut Weiner (1990) yang dikutip Elliot et al. (2000), motivasi didefenisikan sebagai kondisi internal yang membangkitkan kita untuk bertindak, mendorong kita mencapai tujuan tertentu, dan membuat kita tetap tertarik dalam kegiatan tertentu.
Menurut Uno (2007), motivasi dapat diartikan sebagai dorongan internal dan eksternal dalam diri seseorang yang diindikasikan dengan adanya; hasrat dan minat; dorongan dan kebutuhan; harapan dan cita-cita; penghargaan dan penghormatan.
Motivasi adalah sesuatu apa yang membuat seseorang bertindak (Sargent, dikutip oleh Howard, 1999)
Motivasi merupakan dampak dari interaksi seseorang dengan situasi yang dihadapinya (Siagian, 2004).
Menurut Mulyasa (2003:112) motivasi adalah tenaga pendorong atau penarik yang menyebabkan adanya tingkah laku ke arah suatu tujuan tertentu. Peserta didik akan bersungguh-sungguh karena memiliki motivasi yang tinggi. Seorang siswa akan belajar bila ada faktor pendorongnya yang disebut motivasi.
Dimyati dan Mudjiono (2002:80) mengutip pendapat Koeswara mengatakan bahwa siswa belajar karena didorong kekuatan mental, kekuatan mental itu berupa keinginan dan perhatian, kemauan, cita-cita di dalam diri seorang terkadang adanya keinginan yang mengaktifkan, menggerakkan, menyalurkan dan mengarahkan sikap dan perilaku individu dalam belajar.
Pengertian motivasi menurut para ahli:
Menurut Weiner (1990) yang dikutip Elliot et al. (2000), motivasi didefenisikan sebagai kondisi internal yang membangkitkan kita untuk bertindak, mendorong kita mencapai tujuan tertentu, dan membuat kita tetap tertarik dalam kegiatan tertentu.
Menurut Uno (2007), motivasi dapat diartikan sebagai dorongan internal dan eksternal dalam diri seseorang yang diindikasikan dengan adanya; hasrat dan minat; dorongan dan kebutuhan; harapan dan cita-cita; penghargaan dan penghormatan.
Motivasi adalah sesuatu apa yang membuat seseorang bertindak (Sargent, dikutip oleh Howard, 1999)
Motivasi merupakan dampak dari interaksi seseorang dengan situasi yang dihadapinya (Siagian, 2004).
Menurut Mulyasa (2003:112) motivasi adalah tenaga pendorong atau penarik yang menyebabkan adanya tingkah laku ke arah suatu tujuan tertentu. Peserta didik akan bersungguh-sungguh karena memiliki motivasi yang tinggi. Seorang siswa akan belajar bila ada faktor pendorongnya yang disebut motivasi.
Dimyati dan Mudjiono (2002:80) mengutip pendapat Koeswara mengatakan bahwa siswa belajar karena didorong kekuatan mental, kekuatan mental itu berupa keinginan dan perhatian, kemauan, cita-cita di dalam diri seorang terkadang adanya keinginan yang mengaktifkan, menggerakkan, menyalurkan dan mengarahkan sikap dan perilaku individu dalam belajar.
B. Konsep Motivasi
Konsep motivasi yang dijelaskan oleh
suwanto (2001:150) adalah sebagai berikut:
1. Model Tradisional
Untuk memotivasi pegawai agar gairah
kerja meningkat perlu diterapkan sistem insentif dalam bentuk uang atau barang
kepada pegawai yang berprestasi.
2. Model Hubungan Manusia
Untuk memotivasi pegawai agar gairah
kerjanya meningkat adalah dengan mengakui kebutuhan sosial mereka dan membuat
mereka merasa berguna dan penting.
3. Model Sumber Daya
Manusia
Pegawai dimotivasi oleh banyak
faktor, bukan hanya uang atau barang tetapi juga kebutuhan akan pencapaian dan
pekerjaan yang berarti.
C. Ciri-ciri motivasi
Menurut Sardiman (2006 : 83) motivasi pada diri seseorang itu memiliki ciri-ciri :
Menurut Sardiman (2006 : 83) motivasi pada diri seseorang itu memiliki ciri-ciri :
·
Tekun
menghadapi tugas
·
Ulet
menghadapi kesulitan (tidak lekas putus asa)
·
Menunjukkan
minat terhadap bermacam-macam masalah
·
Lebih
senang bekerja mandiri
·
Tidak
cepat bosan terhadap tugas-tugas yang rutin
·
Dapat
mempertahankan pendapatnya
·
Tidak
cepat menyerah terhadap hal yang diyakini
·
Senang
mencari dan memecahkan masalah soal-soal.
D. Jenis-Jenis Motivasi
a. Motivasi Primer
Motivasi primer adalah motivasi yang didasarkan pada motif-motif dasar, motif dasar tersebut berasal dari segi biologis atau jasmani manusia. Dimyati mengutip pendapat Mc.Dougal bahwa tingkah laku terdiri dari pemikiran tentang tujuan dan perasaan subjektif dan dorongan mencapai kepuasan contoh mencari makan, rasa ingin tahu dan sebagainya.
b. Motivasi sekunder
Motivasi sekunder adalah motivasi yang dipelajari,motif ini dikaitkan dengan motif sosial, sikap dan emosi dalam belajar terkait komponen penting seperti afektif, kognitif dan kurasif, sehingga motivasi sekunder dan primer sangat penting dikaitkan oleh siswa dalam usaha pencapaian prestasi belajar.
Motivasi primer adalah motivasi yang didasarkan pada motif-motif dasar, motif dasar tersebut berasal dari segi biologis atau jasmani manusia. Dimyati mengutip pendapat Mc.Dougal bahwa tingkah laku terdiri dari pemikiran tentang tujuan dan perasaan subjektif dan dorongan mencapai kepuasan contoh mencari makan, rasa ingin tahu dan sebagainya.
b. Motivasi sekunder
Motivasi sekunder adalah motivasi yang dipelajari,motif ini dikaitkan dengan motif sosial, sikap dan emosi dalam belajar terkait komponen penting seperti afektif, kognitif dan kurasif, sehingga motivasi sekunder dan primer sangat penting dikaitkan oleh siswa dalam usaha pencapaian prestasi belajar.
E. Sifat Motivasi
a. Motivasi Intrinsik
Adalah motivasi yang timbul dari dalam diri pribadi individu itu sendiri tanpa adanya pengaruh dari luar individu. Contoh: seorang siswa mempelajari sebuah buku pelajaran karena ia termotivasi untuk mengetahi isi atau bahan beripa pengetahuan yang ia dapatkan.
b. Motivasi Ekstrinsik
Adalah dorongan terhadap perilaku seseorang yang ada diluar perbuatan yang dilakukannya. Ia mendapat pengaruh atau rangsangan dari luar, contoh: Ia belajar karena terdorong oleh orang lain, karena takut mendapatkan hukuman.
a. Motivasi Intrinsik
Adalah motivasi yang timbul dari dalam diri pribadi individu itu sendiri tanpa adanya pengaruh dari luar individu. Contoh: seorang siswa mempelajari sebuah buku pelajaran karena ia termotivasi untuk mengetahi isi atau bahan beripa pengetahuan yang ia dapatkan.
b. Motivasi Ekstrinsik
Adalah dorongan terhadap perilaku seseorang yang ada diluar perbuatan yang dilakukannya. Ia mendapat pengaruh atau rangsangan dari luar, contoh: Ia belajar karena terdorong oleh orang lain, karena takut mendapatkan hukuman.
F. Fungsi Motivasi
Menurut Djamarah (2002 : 123) ada tiga fungsi motivasi:
·
Motivasi
sebagai pendorong perbuatan. Motivasi berfungsi sebagai pendorong untuk
mempengaruhi sikap apa yang seharusnya anak didik ambil dalam rangka belajar.
·
Motivasi
sebagai penggerak perbuatan. Dorongan psikologis melahirkan sikap terhadap anak
didik itu merupakan suatu kekuatan yang tak terbendung,yang kemudian terjelma
dalam bentuk gerakan psikofisik.
·
Motivasi
sebagai pengarah perbuatan. Anak didik yang mempunyai motivasi dapat menyeleksi
mana perbuatan yang harus dilakukan dan mana perbuatan yang diabaikan.
Menurut Hamalik (2003:161) fungsi motivasi adalah :
·
Mendorong
timbulnya suatu kelakuan atau perbuatan. Tanpa adanya motivasi maka tidak akan
timbul perbuatan seperti belajar
·
Motivasi
berfungsi sebagai pengarah. Artinya mengarahkan perbuatan ke pencapaian tujuan
yang diinginkan.
·
Motivasi
berfungsi sebagai penggerak. Motivasi berfungsi sebagai mesin dalam mobil.
Besar kecilnya motivasi akan menentukan cepat lambatnya suatu pekerjaan.
Menurut Sardiman (2006:85) ada 3 fungsi motivasi :
·
Mendorong
manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang melepaskan energi.
·
Menentukan
arah perbuatan, yaitu kearah tujuan yang hendak dicapai
·
Menyeleksi
perbuatan yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dikerjakan yang
serasi guna mencapai tujuan dengan menyisihkan tujuan-tujuan yang tidak
bermanfaat bagi tujuan tersebut.
G. Jenis-Jenis Motivasi
a.
Motivasi Primer
Motivasi primer adalah motivasi yang didasarkan pada motif-motif dasar, motif dasar tersebut berasal dari segi biologis atau jasmani manusia. Dimyati mengutip pendapat Mc.Dougal bahwa tingkah laku terdiri dari pemikiran tentang tujuan dan perasaan subjektif dan dorongan mencapai kepuasan contoh mencari makan, rasa ingin tahu dan sebagainya.
b. Motivasi sekunder
Motivasi sekunder adalah motivasi yang dipelajari,motif ini dikaitkan dengan motif sosial, sikap dan emosi dalam belajar terkait komponen penting seperti afektif, kognitif dan kurasif, sehingga motivasi sekunder dan primer sangat penting dikaitkan oleh siswa dalam usaha pencapaian prestasi belajar.
Motivasi primer adalah motivasi yang didasarkan pada motif-motif dasar, motif dasar tersebut berasal dari segi biologis atau jasmani manusia. Dimyati mengutip pendapat Mc.Dougal bahwa tingkah laku terdiri dari pemikiran tentang tujuan dan perasaan subjektif dan dorongan mencapai kepuasan contoh mencari makan, rasa ingin tahu dan sebagainya.
b. Motivasi sekunder
Motivasi sekunder adalah motivasi yang dipelajari,motif ini dikaitkan dengan motif sosial, sikap dan emosi dalam belajar terkait komponen penting seperti afektif, kognitif dan kurasif, sehingga motivasi sekunder dan primer sangat penting dikaitkan oleh siswa dalam usaha pencapaian prestasi belajar.
H. Elemen Penggerak
Motivasi
1. Kinerja (achievement).
Seseorang yang memiliki keinginan berprestasi
sebagai suatu kebutuhan (needs) dapat mendorongnya mencapai sasaran.
2.
Penghargaan (recognition)
Penghargaan,
pengakuan atas suatu kinerja yang telah dicapai oleh seseorang merupakan
stimulus yang kuat.
3. Tantangan ( challenge )
Adanya
tantangan yang dihadapi merupakan stimulus kuat bagi manusia untuk untuk
mengatasinya.
4. Tanggung jawab (responsibility)
Adanya rasa
ikut serta memiliki (sense of belonging) akan menimbulkan motivasi untuk turut
merasa bertanggung jawab.
5. Pengembangan
( development )
Pengembangan
kemampuan seseorang, baik dari pengalaman kerja atau kesempatan untuk maju,
dapat menjadi stimulus kuat bagi karyawan untuk bekerja lebih giat atau lebih
bergairah.
6.
Keterlibatan ( involvement )
Adanya rasa
keterlibatan (involvement) bukan saja merupakan rasa memiliki dan rasa turut
bertanggung jawab,tetapi juga menimbulkan rasa turut mawas diri untuk bekerja
lebih baik dan menghasilkan produk yang lebih bermutu.
7.
Kesempatan ( opportunity )
Kesempatan
untuk maju dalam bentuk jenjang karir yang terbuka, dari tingkat bawah sampai
tingkat manajemen puncak merupakan stimulus yang cukup kuat bagi karyawan.
I. Bentuk
Motivasi
1. Kompensasi bentuk uang
Salah
satu bentuk yang paling sering diberikan kepada karyawan adalah berupa
kompensasi. Kompensasi yang diberikan karyawan biasanya berwujud uang
2. Pengarahan
dan pengendalian
Pengarahan
dimaksudkan menetukan bagi karyawan mengenai apa yang harus mereka kerjakan dan
apa yang tidak harus mereka kerjakan. Sedangkan pengendalian dimaksudkan menentukan bahwa karyawan harus mengerjakan
hal-hal yang telah diinstruksikan
3. Penetapan
pola kerja yang efektif
Penyesuaian
yang efektif dari pola kerja pada kebutuhan karyawan yang meningkat tidak
mungkin terjadi, minimum pada ukuran yang besar, tanpa perubahan besar dalam
budaya intern perusahaan. Perubahan yang demikian lamban sifatnya dan cenderung
ketinggalan di belakang kebutuhan perubahan tersebut. Untuk jangka waktu yang
cukup lama, mungkin akan terus tampak suatu pola kerja yang tidak rata.
Beberapa perusahaan berhasil menyesuaikan diri dengan kebutuhan akan pekerjaan
yang memberikan tantangan, beberapa perusahaan lainnya akan mengadakan
percobaan secara tidak efektif, dan beberapa perusahaan lainnya berusaha untuk
menentang atau cenderung hostoris. Akhirnya, keuntungan ekonomis yang diperoleh
perusahaan yang berhasil menyesuaikan diri mungkin akan membuat perusahaan yang
ketinggalan tersebut menyadari kenyataan baru.
4. Kebajikan
Kebajikan
dapat didefinisikan sebagai suatu tindakan yang diambil dengan sengaja oleh
manajemen untuk memengaruhi sikap atau perasaan para karyawan. Dengan kata
lain, kebajikan adalah usaha untuk membuat karyawan bahagia.
J. Teori Motivasi
1. Teori Hierarki Kebutuhan
1. Teori Hierarki Kebutuhan
Kebutuhan Dasar 1 : Kebutuhan Fisiologis
Umumnya kebutuhan fisiologis bersifat
neostatik (usaha menjaga keseimbangan unsur-unsur fisik) seperti makan,
minum,gula, garam, protein, serta kebutuhan istirahat dan seks. Kebutuhan
fisiologis ini sangat kuat, dalam keadaan absolut (kelaparan dan kehausan)
semua kebutuhan lain ditinggalkan dan orang mencurahkan semua kemampuannya
untuk memenuhi kebutuhan ini.
Kebutuhan Dasar 2 : Kebutuhan Keamanan (Safety)
Sesudah kebutuhan keamanan terpuaskan
secukupnya, muncul kebutuhan keamanan, stabilitas, proteksi, struktur
hukum, keteraturan, batas, kebebasan
dari rasa takut dan cemas. Kebutuhan fisiologis dan keamanan pada dasarnya
adalah kebutuhan mempertahankan kehidupan. Kebutuhan fisiologis adalah
pertahanan hidup jangka pendek, sedang keamanan adalah pertahanan hidup jangka
panjang.
Kebutuhan Dasar 3 : Kebutuhan Dimiliki dan
Cinta (Belonging dan Love)
Sesudah kebutuhan fisiologis dari keamanan
relatif terpuaskan, kebutuhan dimiliki atau menjadi bagian dari kelompok sosial
dan cinta menjadi tujuan yang dominan. Orang sangat peka dengan kesendirian,
pengasingan, ditolak lingkungan, dan kehilangan sahabat atau kehilangan cinta.
Kebutuhan dimiliki ini terus penting sepanjang hidup. Ada dua jenis cinta
(dewasa) yakni Deficiency atau D-Love dan Being atau B-love.
Kebutuhan cinta karena kekurangan, itulah DLove; orang yang mencintai sesuatu yang
tidak dimilikinya, seperti harga diri, seks, atau seseorang yang membuat
dirinya menjadi tidak sendirian. Misalnya : hubungan pacaran, hidup bersama
atau perkawinan yang membuat orang terpuaskan kenyamanan dan keamanannya.
D-love adalah cinta yang mementingkan diri sendiri, yang memperoleh daripada
memberi.
B-Love didasarkan pada penilaian mengenai
orang lain apa adanya, tanpa keinginan mengubah atau memanfaatkan orang itu.
Cinta yang tidak berniat memiliki, tidak mempengaruhi, dan terutama bertujuan memberi
orang lain gambaran positif, penerimaan diri dan perasaan dicintai, yang
membuka kesempatan orang itu untuk berkembang.
Kebutuhan Dasar 4 : Kebutuhan Harga Diri (Self
Esteem)
Ketika kebutuhan dimiliki dan mencintai sudah
relatif terpuaskan, kekuatan motivasinya melemah, diganti motivasi harga diri.
Ada dua jenis harga diri :
1.
Menghargai diri sendiri (self respect) : kebutuhan kekuatan, penguasaan,
kompetensi, prestasi, kepercayaan diri, kemandirian, dan kebebasan.
2.
Mendapat penghargaan dari orang lain (respect from other) : kebutuhan
prestise, penghargaan dari orang lain, status, ketenaran, dominasi, menjadi
orang penting, kehormatan, diterima dan apresiasi. Orang membutuhkan
pengetahuan bahwa dirinya dikenal dengan baik dan dinilai dengan baik oleh
orang lain.
Kebutuhan Dasar Meta : Kebutuhan Aktualisasi
Diri
Akhirnya sesudah semua kebutuhan dasar
terpenuhi, muncullah kebutuhan meta atau kebutuhan aktualisasi diri, kebutuhan
menjadi sesuatu yang orang itu mampu mewujudkannya secara maksimal seluruh
bakat –kemampuann potensinya. Aktualisasi diri adalah keinginan untuk
memperoleh kepuasan dengan dirinya sendiri (Self fullfilment), untuk
menyadari semua potensi dirinya,untuk menjadi apa saja yang dia dapat
melakukannya, dan untuk menjadi kreatif
dan bebas mencapai puncak prestasi potensinya. Manusia yang dapat mencapai
tingkat aktualisasi diri ini menjadi manusia yang utuh, memperoleh kepuasan
dari kebutuhankebutuhan yang orang lain bahkan tidak menyadari ada kebutuhan
semacam itu.
2. Teori
X danTeori Y
Teori X
dan Teori Y ialah teori motivasi manusia yang dicipta dan dibangunkan oleh Douglas McGregor.
Teori X
Teori ini menyatakan bahwa pada
dasarnya manusia adalah makhluk pemalas yang tidak suka bekerja serta senang
menghindar dari pekerjaan dan tanggungjawab yang diberikan kepadanya. Pekerja
memiliki cita-cita yang kecil untuk mencapai tujuan syarikat namun menginginkan
balas jasa serta jaminan hidup yang tinggi. Dalam bekerja para pekerja harus
terus diawasi, diancam serta diarahkan agar dapat bekerja sesuai dengan yang
diinginkan syarikat.
Teori Y
Teori ini memiliki anggapan bahwa
kerja adalah kudrat manusia seperti halnya kegiatan sehari-hari. Pekerja tidak
perlu terlalu diawasi dan diancam secara ketat kerana mereka memiliki
pengendalian serta pengerahan diri untuk bekerja sesuai tujuan syarikat.
Pekerja memiliki kemampuan kreatif, imaginasi, kepandaian serta memahami
tanggungjawab dan prestasi atas pencapaian tujuan bekerja. Pekerja juga tidak
harus mengerahkan segala potensi diri yang dimiliki dalam bekerja.
3. Teori
Motivasi HERZBERG (Teori dua faktor)
Teori yang dibuat oleh Frederick Herzberg
mengatakan bahwa hubungan seorang individu dengan kerja merupakan suatu
hubungan dasar dan sikap individu terhadap kerja sangat menentukan berhasil
atau gagalnya individu tersebut. Menurut Herzberg (1966), ada dua jenis faktor
yang mendorong seseorang untuk berusaha mencapai kepuasan dan menjauhkan diri
dari ketidakpuasan, yaitu :
1) Faktor higiene memotivasi seseorang untuk keluar
dari ketidakpuasan, termasuk didalamnya
adalah hubungan antar manusia, imbalan, kondisi lingkungan, dan sebagainya
(faktor ekstrinsik),
2) Faktor motivator memotivasi seseorang untuk
berusaha mencapai kepuasan, yang termasuk didalamnya adalah achievement,
pengakuan, kemajuan tingkat kehidupan, dsb (faktor intrinsik).
4. Teori Motivasi VROOM (Teori Harapan )
Teori
dari Vroom (1964) tentang cognitive theory of motivation menjelaskan mengapa
seseorang tidak akan melakukan sesuatu yang ia yakini ia tidak dapat
melakukannya, sekalipun hasil dari pekerjaan itu sangat dapat ia inginkan.
Menurut Vroom, tinggi rendahnya motivasi seseorang ditentukan oleh tiga
komponen, yaitu:
· Ekspektasi (harapan) keberhasilan pada suatu tugas
· Instrumentalis, yaitu penilaian tentang apa yang akan
terjadi jika berhasil dalam melakukan suatu tugas (keberhasilan tugas untuk
mendapatkan outcome tertentu).
· Valensi, yaitu respon terhadap outcome seperti
perasaan posistif, netral, atau negatif.Motivasi tinggi jika usaha menghasilkan
sesuatu yang melebihi harapan. Motivasi rendah jika usahanya menghasilkan
kurang dari yang diharapkan.
5. Teori Motivasi ACHIEVEMENT Mc CLELLAND
(Teori Kebutuhan Berprestasi)
Teori kebutuhan McClelland dikemukakan oleh David
McClelland dan kawan-kawannya. Teori ini berfokus pada tiga kebutuhan, yaitu
(Robbins, 2007) :
a.
Kebutuhan pencapaian (need for achievement) : Dorongan untuk berprestasi dan
mengungguli, mencapai standar-standar, dan berusaha keras untuk berhasil
b.
Kebutuhan akan kekuatan (need for pewer) : kebutuhan untuk membuat orang lain
berperilaku sedemikian rupa sehingga mereka tidak akan berperilaku sebaliknya.
c.
Kebutuhan hubungan (need for affiliation) : Hasrat untuk hubungan antar pribadi
yang ramah dan akrab.
6. Teori
Motivasi CLAYTON ALDERFER (Teori “ERG)
Clayton Alderfer mengetengahkan teori motivasi ERG
yang didasarkan pada kebutuhan manusia akan keberadaan (exsistence), hubungan
(relatedness), dan pertumbuhan (growth). Teori ini sedikit berbeda dengan teori
maslow. Disini Alfeder mngemukakan bahwa jika kebutuhan yang lebih tinggi tidak
atau belum dapat dipenuhi maka manusia akan kembali pada gerakk yang fleksibel
dari pemenuhan kebutuhan dari waktu kewaktu dan dari situasi ke situasi.
Sumber:
Siswanto,H.B.2010.Pengantar Manajemen.Bandung:Bumi Aksara
Wukir,SH.M.Ed.2013.Manajemen Sumber Daya Manusia dalam
Organisasi Sekolah.Jakarta:Multi Presindo

1 komentar:
elemen penggerak motivasi ini terdapat di dalam buku apa ya mas, sama pengarangnya siapa ya mas
saya sedang mencari bukunya
terima kasih
Posting Komentar