- PERENCANAAN DALAM MANAJEMENDAN ADMINISTRASI
- Perencanaa dalam Manajemen
Dalam manajemen,
perencanaan adalah proses mendefinisikan tujuan organisasi, membuat
strategi untuk mencapai tujuan itu, dan mengembangkan rencana
aktivitas kerja organisasi. Perencanaan merupakan proses terpenting
dari semua fungsi
manajemen karena tanpa perencanaan fungsi-fungsi
lain—pengorganisasian, pengarahan, dan pengontrolan—tak akan
dapat berjalan.
Rencana dapat berupa
rencana informal atau rencana formal. Rencana informal adalah rencana
yang tidak tertulis dan bukan merupakan tujuan bersama anggota suatu
organisasi. Sedangkan rencana formal adalah rencana tertulis yang
harus dilaksanakan suatu organisasi dalam jangka waktu tertentu.
Rencana formal merupakan rencana bersama anggota korporasi, artinya,
setiap anggota harus mengetahui dan menjalankan rencana itu. Rencana
formal dibuat untuk mengurangi ambiguitas dan menciptakan kesepahaman
tentang apa yang harus dilakukan.
Perencanaan
merupakan suatu proses yang tidak berakhir bila rencana
tersebut telah ditetapkan, rencana harus
diimplementasikan . Setiap saat selama proses
implementasi dan pengawasan, rencana-rencana memerlukan
modifikasi agar tetap berguna. Perencanaan kembali
terkadang dapat menjadi faktorkunci pencapaian
sukses akhir. Oleh karena itu perencanaan
harus mempertimbangkan kebutuhan fleksibilitas, agar
mampu menyesuaikan diri dengansituasi dan kondisi
yang baru secepat mungkin. Perencanaan juga
merupakan pemikiran kegiatan-kegiatan apa saja
sebelumdilaksanakan. Berbagai kegiatan ini
biasanya didasarkan pada berbagai metode, rencana,
atau logika, bukan hanya atas dasar dugaan atau firasat . Salah
satu aspek penting perencanaan adalah pembuatan
keputusan (decision Making), proses pengembangan dan
penyeleksian sekumpulan kegiatan untuk memecahkan suatu
masalah tertentu. Keputusan-keputusan harus dibuat
pada bebagai tahap dalam proses perencanaan.
Ada Empat
Tahap Dasar Perencanaan:
Tahap
1 Menetapkan Tujuan Atau serangkaian tujuan
Perencanaan
dimulai dengan keputusan-keputusan tentang keinginan atau kebutuhan
organisasi atau kelompok kerja tanpa rumusan tujuan yang
jelas organisasi akanmenggunakan sumber daya-sumber
dayanya secara tidak efektif.
Tahap 2
Merumuskan keadaan
Pemahaman akan sisi
perusahaan sekarang dari tujuan yang hendakdicapai
atau sumber dayasumber daya yang tersedia untuk
pencapaian tujuan adalah sangat penting, karena tujuan
dan rencana menyangkut waktu yang akan datang.
Hanya setelah keadaan perusahaan saat ini dianalisa,
rencana dapat dirumuskan untuk menggambarkan
rencana kegiatan lebih lanjut. Tahap kedua ini
memerlukan informasi terutama keungan dan data
statistik yang didapatkan melalui komunikasi
dalam organisasi.
Tahap 3
Mengidentifikasi segala kemudahan dan hambatan
Segala kekuatan dan
kelemahan serta kemmudahan dan hambatan perlu
diindentifikasi kan untuk mengukur kemampuan
organisasi dalam mencapai tujuan. Oleh karena
itu perlu diketahui faktor-faktor lingkungan
intern dan ekstern yang dapat membantu organisasi mencapai
tujuannya atau yang menimbulkan masalah. Walaupun sulit
dilakukan, antisipasi keadaan, masalah dan kesempatan
sertaanacaman yang mungkin terjadi di waktu mendatang
adalah bagian esensi dari proses perencanaan
Tahap
4 Mengembangkan rencana atau serangkaian
kegiatan untuk pencapaian tujuan
Tahap terakhir
dalam proses perencanaan meliputi pengembangan
berbagai alternatif dalam proses pencapaian tujuan,
penilain alternatif-alternatif tersebut dan
pemilihan alternatif terbaik di antar berbagai
alternatif yang ada.
Dalam perencanaan
terdapat beberapa tipe perencanaan, yang saya jelskan yaitu
perencanaan strategi dan perencanaan operasional
- Perencanaan Strategi : Kebutuhan jangka panjang dan menentukan komprehensif yang telah diarahkan.
Menentukan tujuan untuk organisasi kegiatan apa yang hendak diambil sumber-sumber apa yang diperlukan untuk mencapainya.
Tahap perencanaan strategi:
1. identifikasi tujuan dan sasaran
2. penilaian kinerja berdasar tujuan dan sasaran yang ditetapkan
3. penentuan perencanaan strategi untuk mencapai tujuan dan sasaran
4. implementasi perencanaan strategi
5. evaluasi hasil dan perbaikan proses perencanaan strategi
Tujuan perencanaan strategi: mendapatkan keuntungan kompetitiff (competitive advantage).
Manajemen
Strategi
Manajemen strategi: proses pengarahan usaha perencanaan strategi dan menjamin strategi tersebut dilaksanakan dengan baik sehingga menjamin kesuksesan organisasi dalam jangka panjang.
Manajemen strategi: proses pengarahan usaha perencanaan strategi dan menjamin strategi tersebut dilaksanakan dengan baik sehingga menjamin kesuksesan organisasi dalam jangka panjang.
Tahap manajemen
strategi:
1. perumusan strategi (strategy formulation)
2. pengimplementasian strategi (strategy implementation)
1. perumusan strategi (strategy formulation)
2. pengimplementasian strategi (strategy implementation)
Strategi yang
digunakan organisasi
Tiga tingkatan strategi yang digunakan organisasi:
1. strategi korporasi (corporate strategy)
Tujuan: pengalokasian sumber daya iuntuk perusahaan secara total. Strategi ini digunakan pada tingkat korporasi.
2. strategi bisnis (business strategy)
strategi untuk bisnis satu produk lini strategi ini digunakan pada tingkat divisi.
3. strategi fungsional (functional strategy)
mengarah ke bidang fungsional khusus untuk beroperasi.
Strategi ini digunakan pada tingkat fungsional seperti penelitian dan pengembangan, sumber daya, manufaktur, pemasaran, dll.
- Perencanaan operasional: kebutuhan apa saja yang harus dilakukan untuk mengimplementasikan perencanaan strategi untuk mencapai tujuan strategi tersebut. Lingkup perencanaan ini lebih sempit dibandingkan dengan perencanaan strategi.
Perencanaan
operasional yang khas :
1. Perencanaan produksi (Production Plans) : Perencanaan yang berhubungan dengan metode dan teknologi yang dibutuhkan dalam pekerjaan
2. Perencanaan keuangan (Financial Plans) : Perencanaan yang berhubungan dengan dana yang dibutuhkan untuk aktivitas operasional
3. Perencanaan Fasilitas ( Facilites Plans) : Perencanaan yang berhubungan dengan fasilitas & layaout pekerjaan yang dibutuhkan untuk mendukung tugas.
4. Perencanaan pemasaran (Marketing Plans) : Berhubungan dengan keperluan penjualan dan distribusi barang /jasa.
perencanaan sumber daya manusia (Human Resource Plans): berhubungan dengan rekruitmen, penyeleksian dan penempatan orang-orang dalam berbagai pekerjaan.
1. Perencanaan produksi (Production Plans) : Perencanaan yang berhubungan dengan metode dan teknologi yang dibutuhkan dalam pekerjaan
2. Perencanaan keuangan (Financial Plans) : Perencanaan yang berhubungan dengan dana yang dibutuhkan untuk aktivitas operasional
3. Perencanaan Fasilitas ( Facilites Plans) : Perencanaan yang berhubungan dengan fasilitas & layaout pekerjaan yang dibutuhkan untuk mendukung tugas.
4. Perencanaan pemasaran (Marketing Plans) : Berhubungan dengan keperluan penjualan dan distribusi barang /jasa.
perencanaan sumber daya manusia (Human Resource Plans): berhubungan dengan rekruitmen, penyeleksian dan penempatan orang-orang dalam berbagai pekerjaan.
Adafactor-faktor
yang dapat mempengaruhi perencanaan, salah satunya adalah factor
waktu dan perencanaan.
Factor waktu dan
perencanaan mempunyai pengaruh sangat besar terhadap perencanaan
dalam tiga hal, yaitu:
1. waktu sangat
diperlukan untuk meaksanakan perencanaan efektif
2. waktu sering
diperlukan untk melanjutkan setiap langkah perencanaan
tanpa informasi
lengkap tentang variable-variabel dan alternatif-
alternatif, karena
waktu diperlukan untuk mendapatkan data dan
memperhitungkan
semua kemungkinan.
3. jumlah waktu yang
akan dicakup dalam rencana harus dipertimbangkan.
Faktor waktu lainnya
yang mempengaruhi perecanaan adalah seberapa sering rencana-rencana
harus ditinjau kembali dan diperbaiki. Ini tergantung pada sumber
daya yang tersedia dan derajat ketetapan perencanaan manajemen.
- Perencanaan Administrasi
- Administrasi yang mengatur penyelenggaraan perencanaan tata ruang serta realisasi rencana tersebut,administrasi ini merupakan proses dan prosedur yang melibatkan berbagai lembaga pemerintah, swasta dan masyarakat yang terkait dalam wilayah perencanaan.
- Administrasi yang diperlukan untuk mengefektifkan atau mengimplementasikan perencanaan (Planning Administration)
- KONSEP DASAR PERENCANAAN
I. Pengertian
Perencanaan
Perencanaan ialah
sejumlah kegiatan yang ditentukan sebelumnya untuk dilaksanakan pada
suatu priode tertentu dalam rangka mencapai tujuan yang ditetapkan.
Beberapa ahli memberikan pengertian perencanaan. Menurut
Bintoro Tjokroaminoto, perencanaan ialah proses mempersiapkan
kegiatan-kegiatan secara sistimatis yang akan dilakukan untuk
mencapai tujuan tertentu.
Sebagian memberikan
pengertian perencanaan sebagai keseluruhan proses pemikiran dan
penentuan secara matang menyangkut hal-hal yang akan dikerjakan di
masa datang dalam rangka mencapai tujan yang telah ditentukan
sebelumnya.
Sedangkan Handoko
berpendapat perencanaan meliputi 1) pemiliahan atau penetapan
tujuan-tujuan organisasi, 2) penentuan strategi, kebijakan, proyek,
program, prosedur, metode, system, anggaran, dan standar yang
dibutuhkan untuk mencapai tujuan.
Perencanaan pada
hakekatnya adalah proses pengambilan keputusan atas sejumlah
alternatif (pilihan) mengenai sasaran dan cara-cara yang akan
dilaksanakan di masa yang akan datang guna mencapai tujuan yang
dikehendaki serta pemantauan dan penilaiannya atas hasil
pelaksanaannya, yang dilakukan secara sistimatis dan
berkesinambungan.
Proses ialah
hubungan tiga kegiatan yang berurutan, yaitu menilai situasi dan
kondisi saat ini, merumuskan dan menciptakan situasi dan kondisi yang
diinginkan (yang akan datang), dan menentukan apa saja yang
diperlukan untuk mencapai keadaan yang diinginkan.
Dari pengertian
diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa yang disebut perencanaan ialah
kegiatan yang akan dilakukan dimasa yang akan datang untuk mencapai
tujuan. Dari definisi ini perencanaan mengandung unsur-unsur sbb:
1). Sejumlah
kegiatan yang ditetapkan sebelumnya.
2). Adanya proses
3). Hasil yang ingin
dicapai
4). Menyangkut masa
depan dalam waktu tertentu.
II. Tujuan
Perencanaan
- Standar pengawasan, yaitu mencocokan pelaksanaan dengan perencanaan.
- Mengetahui kapan pelaksanaan dan selesainya suatu kegiatan.
- Mengetahaui siapa yang terlibat (struktur organisasinya) baik kualifikasinya maupun kuantitasnya.
- Mendapatkan kegiatan yang sistematis termasuk biaya dan kualitas pekerjaan.
- Memimalkan kegiatan-kegiatan yang tidak produktif dan menghemat biaya, tenaga dan waktu.
- Memberikan gambaran yang menyeluruh mengenai kegiatan pekerjaan.
- Menyerasikan dan memadukan beberapa subkegiatan
- Mendeteksi hambatan kesulitan yang bakal ditemui.
- Mengarahkan pada pencapaian tujuan.
III. Manfaat
Perencanaan
Adapun manfaat dari
perencanaan yaitu:
- Standar pelaksanaan dan pengawasan
- Pemilihan sebagai alternatif terbaik.
- Penyusunan skala prioritas , baik sasaran maupun kegiatan
- Menghemat pemanfaatan sumber daya organisasi.
- Membantu manajer menyesuaikan diri dengan perubahan lingkungan.
- Alat memudahakan dalam berkoordinasi dengan pihak terkait.
- Alat meminimalkan pekerjaan yang tidak pasti.
IV. Proses
Perencanaan
Proses perencanaan
menurut Banghart & Trull melalui tahapan sebagai berikut :
- Pendahuluan
- Mengidentifikasi permasalahan pendidikan
- Analisis area masalah perencanaan
- Penyusunan konsep dan rencana
- Mengevaluasi rencana
- Menentukan rencana
- Penerapan rencana
- Rencana unpan balik
V. Prinsip
Perencanaan Yang Baik
- Keadaan sekarang
- Keberhasilan dan factor-faktor kritis keberhasilan
- Kegagalan masa lampau
- Potensi, tantangan dan kendala yang ada.
- Kemampuan merubah kelemahan menjadi kekuatan dan ancaman menjadi peluang analisis.
- Mengikutsertakan pihak-pihak terkait.
- Memerhatikan komitmen dan mengkoordinasikan pihak-pihak terkait
- Mempertimbangakan efektifitas dan efisiensi, demokratis, transparan, realistis, legalistis dan praktis.
- Jika mungkin, menguji cobakan kelayakan perencanaan.
- KONSEP DASAR DALAM PERENCANAAN PENDIDIKAN
I.
Pengertian
1.
Perencanaan
:
Perencanaan
adalah proses yang berkelanjutan, bertahap
dan
tertata rapi. Artinya perencanaan tidak bersifat
mutlak,
kaku tetapi ada peluang untuk perbaikan
dansisipan
kebijakan baru. Dengan demikian perencanaan
adalah
proses yang berkelanjutan dalam rangka
menyempurnakan
aktifitas untuk mewujudkan tujuan
bersama.
Karena
pada dasarnya manajer yang
harus
mempunyai
banyak
konsep tetang manajemen termasuk didalamnnya
mempunyai visi dan misi, dan membangun
kedua
hal tersebut agar berjalan sesuai dengan tujuan
bersama.
Visi dan misi merupakan hasil dari perencanaan
yang
baik dan matang. Dengan demikian perencanaan
adalah
proses yang berkelanjutan dalam rangka
menyempurnakan
aktifitas untuk mewujudkan tujuan
bersama
Definisi
perencanaan pendidikan
dibahas
paling tidak ada empat hal sebagai berikut
:
pertama
tujuan, apakah yang akan dicapai denganperencanaan
itu? Kedua, status posisi system pendidikanyang ada, bagaimanakah
keadaan yang ada sekarang?
Ketiga,
kemungkinan pilihan alternative kebijakan dan
prioritas
untuk mencapai tujuan. Keempat, strategi.
Dari berbagai
pendapat atau definisi yang dikemukakan oleh para pakar manajemen,
antara lain :
a. Menurut, Prof. Dr. Yusuf Enoch
Perencanaan Pendidikan, adalah suatu proses yang yang mempersiapkan seperangkat alternative keputusan bagi kegiatan masa depan yang diarahkan kepadanpencapaian tujuan dengan usaha yang optimal dan mempertimbangkan kenyataan-kenyataan yang ada di bidang ekonomi, sosial budaya serta menyeluruh suatu Negara.
b. Beeby, C.E.
Perencanaan Pendidikan adalah suatu usaha melihat ke masa depan ke masa depan dalam hal menentukan kebijaksanaan prioritas, dan biaya pendidikan yang mempertimbangkan kenyataan kegiatan yang ada dalam bidang ekonomi, social, dan politik untuk mengembangkan potensi system pendidikan nasioanal memenuhi kebutuhan bangsa dan anak didik yang dilayani oleh system tersebut.
c. Menurut Guruge (1972)
Perencanaan Pendidikan adalah proses mempersiapkan kegiatan di masa depan dalam bidang pembangunan pendidikan.
d. Menurut Albert Waterson (Don Adam 1975)
Perencanaan Pendidikan adala investasi pendidikan yang dapat dijalankan oleh kegiatan-kegiatan pembangunan lain yang di dasarkan atas pertimbangan ekonomi dan biaya serta keuntungan sosial.
e. Menurut Coombs (1982)
Perencanaan pendidikan suatu penerapan yang rasional dianalisis sistematis proses perkembangan pendidikan dengan tujuan agar pendidikan itu lebih efektif dan efisien dan efisien serta sesuai dengan kebutuhan dan tujuan para peserta didik dan masyarakat.
f. Menurut Y. Dror (1975)
Perencanaan Pendidikan adalah suatu proses mempersiapkan seperangkat keputusan untuk kegiatan-kegiatan di masa depan yang di arahkan untuk mencapai tujuan-tujuan dengan cara-cara optimal untuk pembangunan ekonomi dan social secara menyeluruh dari suatu Negara.
Jadi, definisi perencanaan pendidikan apabila disimpulkan dari beberapa pendapat tersebut, adalah suatu proses intelektual yang berkesinambungan dalam menganalisis, merumuskan, dan menimbang serta memutuskan dengan keputusan yang diambil harus mempunyai konsistensi (taat asas) internal yang berhubungan secara sistematis dengan keputusan-keputusan lain, baik dalam bidang-bidang itu sendiri maupun dalam bidang-bidang lain dalam pembangunan, dan tidak ada batas waktu untuk satu jenis kegiatan, serta tidak harus selalu satu kegiatan mendahului dan didahului oleh kegiatan lain.
a. Menurut, Prof. Dr. Yusuf Enoch
Perencanaan Pendidikan, adalah suatu proses yang yang mempersiapkan seperangkat alternative keputusan bagi kegiatan masa depan yang diarahkan kepadanpencapaian tujuan dengan usaha yang optimal dan mempertimbangkan kenyataan-kenyataan yang ada di bidang ekonomi, sosial budaya serta menyeluruh suatu Negara.
b. Beeby, C.E.
Perencanaan Pendidikan adalah suatu usaha melihat ke masa depan ke masa depan dalam hal menentukan kebijaksanaan prioritas, dan biaya pendidikan yang mempertimbangkan kenyataan kegiatan yang ada dalam bidang ekonomi, social, dan politik untuk mengembangkan potensi system pendidikan nasioanal memenuhi kebutuhan bangsa dan anak didik yang dilayani oleh system tersebut.
c. Menurut Guruge (1972)
Perencanaan Pendidikan adalah proses mempersiapkan kegiatan di masa depan dalam bidang pembangunan pendidikan.
d. Menurut Albert Waterson (Don Adam 1975)
Perencanaan Pendidikan adala investasi pendidikan yang dapat dijalankan oleh kegiatan-kegiatan pembangunan lain yang di dasarkan atas pertimbangan ekonomi dan biaya serta keuntungan sosial.
e. Menurut Coombs (1982)
Perencanaan pendidikan suatu penerapan yang rasional dianalisis sistematis proses perkembangan pendidikan dengan tujuan agar pendidikan itu lebih efektif dan efisien dan efisien serta sesuai dengan kebutuhan dan tujuan para peserta didik dan masyarakat.
f. Menurut Y. Dror (1975)
Perencanaan Pendidikan adalah suatu proses mempersiapkan seperangkat keputusan untuk kegiatan-kegiatan di masa depan yang di arahkan untuk mencapai tujuan-tujuan dengan cara-cara optimal untuk pembangunan ekonomi dan social secara menyeluruh dari suatu Negara.
Jadi, definisi perencanaan pendidikan apabila disimpulkan dari beberapa pendapat tersebut, adalah suatu proses intelektual yang berkesinambungan dalam menganalisis, merumuskan, dan menimbang serta memutuskan dengan keputusan yang diambil harus mempunyai konsistensi (taat asas) internal yang berhubungan secara sistematis dengan keputusan-keputusan lain, baik dalam bidang-bidang itu sendiri maupun dalam bidang-bidang lain dalam pembangunan, dan tidak ada batas waktu untuk satu jenis kegiatan, serta tidak harus selalu satu kegiatan mendahului dan didahului oleh kegiatan lain.
II.
Sejarah Perencanaan Pendidikan
Konsep dasar perencanaan pendidikan telah dikenal pada 25 abad yang lalu, yaitu sejak bangsa Sparta mengembangkan sistem pendidikan yang ditujukan untuk membantu manusia Sparta di bidang militer, sosial dan ekonomi. Plato dalam bukunya, Republic menyatakan bahwa perencanaan sekolah bertujuan untuk melayani masyarakat.
Pada abad ke-18 ditemukan tulisan yang berkenaan dengan perencanaan pendidikan yang berjudul Perencanaan Universitas di Rusia karya Diderot. Selanjutnya, pada abad ke-19 sudah terdapat beberapa perencanaan pembangunan sekolah dan perencanaan pendidikan guru.
Setelah perang dunia ke I, pada tahun 1923, Rusia dalam Rencana Pembangunan Lima Tahun I merupakan Negara pertama yang menerapkan konsep perencanaan pendidikan, kemudian diikuti Prancis (1929), Amerika Serikat (1933), Swiss (1941), dan Puerto Rico pada tahun 1941.
III. Teori Perencanaan Pendidikan
Menurut Hudson dalam Tanner dalam Maswarita (2010), teori perencanaan meliputi, antara lain: synoptic, incremental, transactive, advocacy, dan radikal. Selanjutnya di kembangkan oleh tanner (1981) dengan nama teori SITAR sebagai penggabungan dari taksonomi Hudson.
1. Teori Synoptic
Disebut juga system planning, rational system approach, rasional comprehensive planning. Menggunakan model berfikir system dalam perencanaan, sehingga objek perencanaan dipandang sebagai suatu kesatuan yang bulat, dengan satu tujuan yang disbebut visi. Langkah-langkah dalam perencanaan ini meliputi :
a. pengenalan masalah,
b. mengestimasi ruang lingkup problem
c. mengklasifikasi kemungkinan penyelesaian,
d. menginvestigasi problem,
e. memprediksi alternative,
f. mengevaluasi kemajuan atas penyelesaian spesifik.
Didasarkan pada kemampuan institusi dan kinerja personalnya. Bersifat desentralisasi dan tidak cocok untuk jangka panjang. Jadi perencanaan ini menekankan perencanaan dalam jangka pendek saja. Yang dimaksud dengan desentralisasi pada teori ini adalah si perencana dalam merencanakan objek tertentu dalam lembaga pendidikan, selalu mempertimbangkan faktor-faktor lingkungan.
2. Teori transactive
Menekankan pada harkat individu yang menjunjung tinggi kepentingan pribadi dan bersifat desentralisasi, suatu desentralisasi yang transactive yaitu berkembang dari individu ke individu secara keseluruhan. Ini berarti penganutnya juga menekankan pengembangan individu dalam kemampuan mengadakan perencanaan.
3. Teori advocacy
Menekankan hal-hal yang bersifat umum, perbedaan individu dan daerah diabaikan. Dasar perencanaan tidak bertitik tolak dari pengamatan secara empiris, tetapi atas dasar argumentasi yang rasional, logis dan bernilai advocacy (mempertahankan dengan argumentasi).
Kebaikan teori ini adalah untuk kepentingan umum secara nasional. Karena ia meningkatkan kerja sama secara nasional, toleransi, kemanusiaan, perlindungan terhadap minoritas, menekankan hak sama, dan meningkatkan kesejahteraan umum. Perencanaan yang memakai teori ini tepat dilaksanakan oleh pemerintah/ atau badan pusat.
4. Teori radikal
Teori ini menekankan pentingnya kebebasan lembaga atau organisasi lokal untuk melakukan perencanaan sendiri, dengan maksud agar dapat dengan cepat mengubah keadaan lembaga supaya tepat dengan kebutuhan.
Perencanaan ini bersifat desentralisasi dengan partisipasi maksimum dari individu dan minimum dari pemerintah pusat / manajer tertinggilah yang dapat dipandang perencanaan yang benar. Partisipasi disini juga mengacu kepada pentingnya kerja sama antar personalia. Dengan kata lain teori radikal menginginkan agar lembaga pendidikan dapat mandiri menangani lembaganya. Begitu pula pendidikan daerah dapat mandiri menangani pendidikannya.
5. Teori SITARMerupakan gabungan kelima teori diatas sehingga disebut juga complementary planning process. Teori ini menggabungkan kelebihan dari teori diatas sehingga lebih lengkap. Karena teori ini memperhatikan situasi dan kondisi masyarakat atau lembaga tempat perencanaan itu akan diaplikasikan, maka teori ini menjadi SITARS yaitu S terakhir adalah menunjuk huruf awal dari teori situational. Berarti teori baru ini di samping mengombinasikan teori-teori yang sudah ada penggabungan itu sendiri ada dasarnya ialah menyesuaikan dengan situasi dan kondisi lembaga pendidikan dan masyarakat. Jadi dapat kita simpulkan bahwa teori-teori diatas mempunyai persamaan dan pebedaannya.
Persamaannya:
1. Mempunyai tujuan yang sama yaitu pemecahan masalah
2. Mempunyai obyek perencanaan yang sama yaitu manusia dan lingkungan sekitarnya.
3. Mempunyai beberapa persyaratan data, keahlian, metode, dan mempunyai konsistensi internal walaupun dalam penggunaannya terdapat perbedaan penitikberatan.
4. Mempertimbangkan dan menggunakan sumberdaya yang ada dalam pencapaian tujuan
IV.
Ruang
Lingkup
a.
Diawali
kajian hasil dari perencanaan pengembangan
dan
pendidikan sebelumnya.
b.
Rumusan
tentang tujuan umum perencanaan sebagaiarah
dan pedoman kegiatan.
c.
Pengembangan
program
d.
Penjadwalan
(scheduling)
e.
Proses
legelasi dan aparat pelaksana termasukkegiatan monitoring dan
controlling
V.
Tujuan
Perencanaan Pendidikan
a.
Menyajikan
rancangan keputusan-keputusan untuk
disetujuai
pejabat tingkat atas sampai ke tingkat nasional.
b.
Menyediakan
pola
kegiatan-kegiatan
yang
matang untuk
dipedomani
dari satuan unit terkecil, siapa yang bertanggung jawab.
c.
Menyajikan
fakta dan kebenaran agar dapat diterima olehstake holder .
d.
Menentukan
tindakan yang akan dilakukan yang ber orientasi pada masa depan
VI.
Manfaat
Perencanaan Pendidikan
a.
Sebagai
petunjuk kegiatan dalam mencapai tujuan
b.
Sebagai
pola dasar mengatur wewenang dan tanggung jawab
c.
Sebagai
pedoman kerja bagi setiap unit kerja
d.
Sebagai
alat ukur, efektive tidaknya suatu pekerjaan
e.
Sebagai
bahan pertimbangan pembobotankeseimbangan kerja
f.
Pengontrol
dan penghemat waktu, tenaga, dan biaya
VII.
Fungsi,
Unsur, Dan
Model Perencanaan
Pendidikan
a.
Fungsi
1.
Sebagai
pola dan petunjuk pengambilan keputusan dankebijakan untuk mencapai
tujuan
2.
Sebagai
pedoman atau pengendalian pelaksanaan
pendidikan
3.
Menghindari
adanya penggunaan sumber daya yangtidak
efisien / pemborosan.
4.
Sebagai
alat pengembangan dan penjaminan mutu
pendidikan
5.
Memenuhi
dan mewujudkan akuntabilitas lembaga
pendidikan
6.
Mencari
alternatif untuk kegiatan pembangunanpendidikan masa depan
b.
Unsur-unsur
Perencanaan Pendidikan
1.
Unsur
Kualitatif
adalah
perencanaan peningkatan
kemampuan,
sikap dan ketrampilan peserta didik.
Unsur
Kuantitatif berkenaan
dengan aspirasi
dan
permintaan masyarakat terhadap pendidikan. Selain
dengan
pendekatan masyarakat juga pendekatan system
dan
lainnya.
Misalnya
yang
s
ebelumnya
ditentukan
usia
7 tahun
untuk
masuk SD atas permintaan masyarakat dapat
diterima
anak yang berusia 6 tahun.
Peserta
didik mengalami proses pembelajaran yang
bermakna
di tunjang oleh daya pendidikan dan didukungoleh
lingkungan yang kondusif.
Peserta
didik menunjukkan prestasi belajar, peningkatan
pengetahuan
dan dapat melakukan secara fungsional danhasil
sesuai yang menjadi tuntutannya
2.
Unsur
Relevansi
Unsur
ini
menekankan
hubungan antara pendidikan
dengan
tingkat perkembangan dan kemajuan serta
perubahan
yang terjadi di masyarakat dan
kecenderungan
yang akan terjadi pada masamen
dating.
Unsur
ini harus mengedepankan mutu pendidikan yang
dihasilkan
yang nyata-nyata menjadi harapan besar bagi
masyarakat. Maka harus ada relevansi
perencanaan
dengan output.
Relevansi
ini meliputi ; tenaga pendidik,
program
pendidikan,
sarana dan prasarana, lingkungan, waktu
IPTEK
dll.
3.
Unsur
Efisiensi
Unsur
effisiensi ada dalam lingkup internal dan
eksternal.
Lingkup
Internal ; rendahnya angka putus sekolah,
rendahnya
yang tinggal di kelas dan
tingginya
keberhasilan.
Lingkup
Eksternal ; Sistem manajemen, Komunikasi
yang
efektif
dengan
dinas dan diknas dll
Peran
perencanaan sangat mutlak diharapkan untuk
peningkatan
efisiensi dari waktu ke waktu
c.
Model
Perencanaan Pendidikan
1.
Model
Perencanaan Komprehensif : yaitu
perencanaan
secara menyeluruh, terhadap perubahan-perubahan yang terjadi di dalam
dunia pendidikan.
2.
Model
Perencanaan Target ; menyangkut hal-hal
tertentu
saja seperti:
Jumlah
siswa,
Perubahan
demografi
dan Kebutuhan tenaga kerja
3.
Model
Perencanaan Biaya ; Model ini hanya
memebuat
perencanaan atas perubahan pembiayaan
umumnya
pada tiap tahun
VII.
Hubungan
Antara Perencanaan
Pendidikan
Dengan Manajemen
Pendidikan
Manajemen
pendidikan
merupakan proses perencanaan,
pengorganisasian,
memimpin, mengendalikan tenaga
pendidikan,
sumber daya pendidikan untuk mencapai
tujuan
pendidikan, mencerdaskan kehidupan bangsa,mengembangkan
manusia seutuhnya, yaitu manusiayang
beriman, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,berbudi pekerti luhur,
memiliki pengetahuan,keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani,
kepribadian
yang mantap, mandiri serta bertanggung jawab kemasyarakatan dan
kebangsaan.
Sedangkan
perencanaan pendidikan adalah merupakan
aplikasi
analisis rasional dan sistematik dalam proses
pengembangan
pendidikan yang bertujuan
meningkatkan
efektivitas dan efisiensi pendidikan
dalam
usahanya memenuhi kebutuhan dan mencapai
tujuan
(pendidikan) baik tujuan yang berhubungan
dengan
anak didik maupun masyarakat.
D.
Analisis
Posisi Perencanaan Pendidikan
Perencanaan
pendidikan pada dasarnya berpusat pada tiga komponen utama, yaitu:
1.
Dengan perencanaan itu ditunjukkan tujuan (visi, misi, dan sasaran)
apakah yang harus dicapai?
2.
Bagaimana perencanaan itu dimulai?
3.
Bagaimanakah cara mencapai tujuan (visi, misi, dan sasaran) yang
harus dicapai itu?
Pertanyaan
pertama,
mempersoalkan tujuan yang merupakan titik usaha yang harus dicapai.
Tujuan adalah arah yang mempersatukan kegiatan pembangunan, tanpa
tujuan kegiatan pembangunan pendidikan akan tidak terarah dan tidak
terkendalikan. Tujuan merupakan cita-cita (harapan) atau visi atau
misi atau sasaran dan merupakan hal yang absolut dan tidak dapat
ditawar.
Pertanyaan
kedua,
mempersoalkan titik berangkat pembangunan sebab pembangunan harus
dimulai dari titik berangkat yang pasti dalam arti tidak dimulai dari
nol sama sekali tapi dimulai dari tingkat yang telah dicapai selama
ini. Titik berangkat haruslah ditentukan berdasarkan evaluasi atau
kajian terhadap apa yang telah diperbuat bukan apa yang harus
diperbuat.
Pertanyaan
ketiga,
merupakan alternatif cara atu upaya untuk mencapai tujuan dari titik
berangkat yang telah ditentukan itu. Upaya ini dapat saja berbentuk
pendekatan, kebijakan atau bahkan strategi yang kemungkinannya amat
banyak tergantung kepada kemampuan untuk memilih mana yang paling
tepat dan efetif untuk mencapai tujuan tersebut.
Pola
dasar di atas pada kenyataannya tidak sederhana karena pendidikan itu
sendiri amatlah kompleks. Pengembangan pola dasar ini hanyalah
merupakan modal yang dapat dipergunakan oleh planners
sebagai salah satu pola pikir yang meletakkan perencanaan secara
tepat pada posisi dan fungsi yang diinginkan.
E.
Mekanisme
Perencanaan Pendidikan
Perencanaan
pendidikan terdiri atas beberapa jenis, tergantung dari sisi mana
dilihatnya. Dari tinjauan tataran dan cakupannya, perencanaan ada
yang bersifat nasional atau makro, ada pula yang bersifat lokal dan
ada pula yang bersifat kelembagaan atau institusional bahkan
operasional.
Perencanaan
pendidikan pada tingkat nasional
mencakup seluruh usaha pendidikan untuk mencerdaskan atau membangun
bangsa termasuk seluruh jenjang, jenis, dan isinya. Pembangunan
sektor pendidikan di Indonesia diatur dalam perencanaan pendidikan
yang bersifat nasional ini.
Perencanaan
pendidikan regional
adalah perencanaan pada tingkat daerah provinsi dan/atau
kabupaten/kota yang mencakup seluruh jenis dan jenjang untuk daerah
atau provinsi itu. Pada sistem penyelenggaraan pendidikan di
Indonesia mungkin ini dikenal dengan sistem wilayah, bilamana wilayah
itu secara operasional mencakup suatu daerah atau provinsi tertentu.
Perencanan pendidikan lokal adalah perencanaan pendidikan yang
mencakup berbagai kegiatan untuk kota atau kabupaten atau satuan
wilayah yang lebih terbatas dan tertentu saja.
Perencanaan
pendidikan kelembagaan adalah
perncanaan pendidikan yang mencakup satu institusi atau lembaga
pendidikan tertentu saja, seperti: perencanaan sekolah, atau
perencanaan universitas, pusdiklat, dan sebagainya.
Ditinjau
dari posisi dan sifat serta karakteristik model perencanaan,
perencanaan pendidikan itu ada yang bersifat terpadu, dan ada yang
bersifat komperhensif, ada yang bersifat transaksional dan ada pula
yang bersifat strategik.
Ditinjau
dari sisi metodologi, perencanaan pendidikan itu dapat disebut
Rational
atau Systematic
Planning,
karena perencanaan ini menggunakan prinsip-prinsip dan teknik-teknik
berpikir sistematis dan rasional ilmiah.
Pada
kenyataannya saat ini, kebanyakan negara berkembang saat ini terdapat
kesenjangan antara The
Myth Planning
dan The
Reality of The Plan.
Kesenjangan ini disebabkan terutama oleh keengganan administator dan
politisi untuk terlalu terkait kepada planning
yang sudah ada, karena Rational
Planning
ternyata terlalu ketat hingga planning
kehilangan kemampuannya untuk merespon terhadap berbagi tantangan
yang muncul. Transactional
Planning
mencoba menampung aspirasi administator dan politisi untuk mencoba
menciptakan hubungan yang nyata antara Planning
Theory
dan Planning
Practice.
Secara
konseptual Transactional
Planning terdiri
dari empat bagian, yaitu: Pertama, komponen environment
yang
juga terdiri dari remote
environment,
proximate
environment, operating environment. Kedua,
plan
formulation yang
mencakup process
dan contents.
Dan Ketiga, plan
implementation
yang mencakup facilitating
conditions
dan impeding
conditions. Kemudian,
Keempat, Plan
Evaluation,
yang mencakup monitoring,
reporting,
dan evaluating.
Keterkaitan
antara keempat komponen atau bagian ini disajikan dalam gambar
seperti berikut ini.
GAMBAR
1.1 (Transactional
Planning)
Data
dasar atau base
line
data untuk perencanaan pendidikan mempunyai fungsi yang amat penting,
sebab tanpa data perencanaan atau planners
tidak mungki dapat mengembangkan perencanaan pendidikan yang
diperlukan. Data dasar ini mencakup berbagai aspek bukan saja tentang
pendidikan tetapi juga data di luar pendidikan yang mempunyai
keterkaitan erat dengan pendidikan.
Sumber:
http://aguzprastyo.wordpress.com/2011/10/23/perancanaan-dalam-management/


0 komentar:
Posting Komentar