Sejarah
manajemen dari awal sampai sekarang
Pada tahun 3000 SM, arsitek mesir kuno berhasil
mewujudkan karyanya berupa pyramid cheops.
Pyramid itu terdiri atas 2.300.000 batu.
Setiap batu berkisar setengah sampai satu ton yang disusun rapi dan
kokoh. Pembangunan pyramid itu melibatkan ratusan ribu tenaga kerja.
Tanpa adanya manajemen yang baik, pyramid itu mustahil terwujud.
Jadi, manajemen sebenarnya sudah ada sejak manusia ini
ada. Hanya saja istilah manajemen, baru muncul pada tahun 1886. Di
Indonesia, manajemen sudah dipraktikkan pada masa pra sejarah. Adanya
candi Borobudur pada abad ke-8 dan candi prambanan pada abad ke-9
merupakan salah satu bukti bahwa manajemen sudah lama dipraktikan di
Indonesia.
Pertumbuhan
manajemen meliputi tiga fase, yaitu 1) fase prasejarah yang berakhir
pada tahun 1, 2) fase sejarah, yang berakhir pada tahun 1886, 3) fase
modern, mulai 1886 sampai sekarang
Tokoh yang mengawali
munculnya manajemen
Mooney
(1800-an)
yaitu diterapkannnya prinsip staf dalam gereja katolik
Small
(1800-an) berupa analisis cameralisme
yaitu
paham sekelompok administrator dan cendekiawan kebangsaan jerman dan
Austria yang menekankan pentingnya administrasi yang sistematis dan
pendirian
universitas
manajemen
Tokon pendahulu
manajemen ilmiah
Watt
dan Boulton
(1800) yaitu memberikan kontribusi pemikirannya bagi manajemen
ilmiah berupa penetapan pendekatan ilmiah, mengembangkan penelitian
pasar, prakiraan, perencanaan produksi, tata arus kerja,
standardisasi komponen produk, dan system pengendalian
Owen
(1810) yaitu menekankan pentingnya unsur manusiawi dalam produksi.
Owen
terkenal sebagai bapak manajemen personalia modern
Babbage
(1792-1871) yaitu bahwa prinsip-prinsip ilmiah pada proses kerja
akan dapat meningkatkan produktivitas dan menurunkan biaya. Babbage
terkenal sebagai bapak computer
Poor
(1855) yaitu manajemen sebagai system dengan struktur organisasi
yang jelas, komunikasi yang menandai, kepemimpinan manajerial
perkertaapian
Sejak revolusi
industry I, dikenal pendekatan manajemen ilmiah yang dipelopori
Taylor (1856-1915) pada tahun 1901. Kemudian berkembang menjadi
pendekatan teori organisasi klasik. Pendekatan manajemen ilmiah dan
teori organisasi klasik disebut teori manajemen klasik. Selanjutnya
berkembang pula menjadi pendekatan hubungan manusiawi, perilaku
(behaviorial), kuantitatif, sistem, kontinensi dan di masa mendatang
TEORI
MANAJEMEN KLASIK
Manajemen
Ilmiah (1870
– 1930)
Taylor
ialah orang pertama yang mengembangkan manajemen ilmiah. Ia
berpendapat peningkatan efisiensi dan keefektifan pekerja tingkat
bawah dengan cara meningkatkan produktivitas dan memperbesaran bidang
produksi
Empat prinsip dasar
pemikiran manajemen ilmiah Taylor (Hitt, et al. 1986) ialah
Setiap
pekerjaan yang dilakukan oleh seseorang harus diuraikan menurut
bagian-bagiannya, dan cara ilmiah untuk melakukan setiap bagian dari
pekerjaan tersebut perlu ditetapkan sebelumnya. Para pekerja harus
diseleksi dan dilatih secara ilmiah untuk melakukan pekerjaan yang
ditugaskan kepadanya
Harus
ada kerja sama yang baik antara manajer dan pekerja sehingga segala
tugas harus dilaksanakan sesuai dengan rencana
Harus
ada pembagian kerja nantara manajer dan para pekerja
Manajer
harus menjalankan kegiatan supervise, memberikan perintah, dan
merancang apa yang harus dikerjakan, sedangkan para pekerja harus
bebas mengerjakan pekerjaan yang ditugaskan kepada mereka
Henry L. Gantt (1861
-1919) Pemikiran Henry L. Gantt yang terkenal adalah sistem bonus
harian dan bonus ekstra untuk para mandor. Metode yang ia gunakan
yang kemudian terkenal adalah metode grafis dalam menggambarkan
rencana-rencana yang memungkinkan adanya pengendalian manajerial yang
lebih baik.
Metode ini menekankan pentingnya waktu juga biaya dalam
merencanakan dan mengendalikan pekerjaan yang selanjutnya melahirkan
sistem Charting atau yang lebih dikenal dengan Gantt Chart. Teknik
ini merupakan pelopor teknik-teknik modern seperti PERT (Program
Evaluation and Review Technique).
Emerson
(1853-1931)
popular dengan sebutan efficiency engineering, ia menemukan prinsip
efisiensi yang sangat tekenal di zamannya. Ke-12 prinsip efisiensi
itu adalah 1) tujuan dirumuskan dengan jelas, 2) kegiatan yang
dilakukan masuk akal, 3) dikerjakan oleh orang yang benar-benar
kompeten, 4) disiplin, 5) adil, 6) laporan yang reliable, mutakhir,
dan valid, 7) pemberian perintah, 8) standar-standar dan penjadwalan,
9) kndisi yang memiliki standar, 10) operasi yang memiliki standar,
11) instruksi praktis tertulis yang memiliki standar, dan 12)
ganjaran akibat efisiensi
Melalui
metode ilmiah menemukan unsur-unsur
kerja manusia;
tidak lagi digunakan intuisi.
Mengidentifikasi
fungsi manajemen dalam pekerjaan merencanakan; jadi tidak membiarkan
buruh memilih sendiri cara-cara
pengerjaan.
Memilih
dan melatih buruh serta mengembangkan kerja sama; jadi dihindari
usaha-usaha
individual para pekerja.
Membagi
kerja antara manajemen & pekerja sehingga masing-masing
dapat melaksanakan tugas-tugasnya
sesuai dengan kemampuannya sehingga diharapkan menjadi lebih
efisien.
Peniadaan
pemborosan-pemborosan
Menempatkan
pekerja pada tugas sesuai dengan kemampuannya
Melatih
pekerja agar dapat memenuhi peersyaratan-persyaratan
yang diminta
Spesialisasi
kegiatan
Penciptaan
standar-standar
hasil kerja
Adanya
“efisiensi” akan menimbulkan pengangguran, serta pekerja hanya
dijadikan pelengkap mesin & tidak diperhatikan kebutuhan serta
sikap tingkah lakunya.
Tidak
memperhatikan usaha-usaha
memecahkan persoalan yg dihadapi & pengambilan
keputusan-keputusan
yang
merupakan aspek yang
penting dalam manajemen.
Teori
Organisasi Klasik (1900-1940)
Fayol
(1841-1925)
membagi operasi perusahaan menjadi enam kegiatan, yaitu 1) teknik,
produksi dan manufacturing
produk, 2) komersial, pembelian bahan baku dan penjualan prodik, 3)
keunagan, perolehan dan penggunaan modal, 4) keamanan, perlindungan
karyawan dan kekayaan, 5) akuntansi, pelaporan dan neraca keuangan,
pencatatan laba, serta pencatatan statistic, 6) manajerial dan
teknik-teknik kepemimpinan
Sheldon
(1894-1951) menyatakan bahwa untuk mencapai efisiensi teknik yang
tinggi, maka yang harus diperhatikan adalah tanggung jawab social
yang tinggi pula.
James
D. Mooney
yaitu
4 kaidah dalam merancang organisasi, yaitu: (1) koordinasi – syarat
adanya koordinasi meliputi wewenang, saling melayani, perumusan
tujuan & disiplin; (2) prinsip skalar – adanya kepemimpinan,
delegasi, & definisi fungsional; (3) prinsip fungsional –
adanya fungsionalisme bermacam-macam
tugas yg berbeda-beda;
(4) prinsip staff – kejelasan perbedaan antara staf & lini.
Sumbangan penting
lainnya datang dari ahli sosiologi Jerman Max
Weber.
Weber menggambarkan sesuatu tipe ideal organisasi
yang disebut sebagai birokrasi. Bentuk organisasi yang dicirikan oleh
pembagian kerja, hierarki yang didefinisikan dengan jelas, peraturan
& ketetapan yang rinci, & sejumlah hubungan yang impersonal.
Namun, Weber menyadari bahwa bentuk “birokrasi yang ideal” itu
tidak ada dalam realita. Dia menggambarkan tipe organisasi tersebut
dengan maksud menjadikannya sebagai landasan ukt berteori tentang
bagaimana pekerjaan dapat dilakukan dalam kelompok besar. Teorinya
tersebut menjadi contoh desain struktural bagi banyak organisasi
besar sekarang ini.
Keterbatasan
teori Organisasi Klasik → terlalu idealis
PENDEKATAN
HUBUNGAN MANUSIAWI (1930-1940)
Munsterberg
(1863-1916)
ia menggunakan peralatan-peralatan psikologi untuk meningkatkan
produktivitas dapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu 1) menerima
pekerja yang terbauk, 2) menciptakan pekerjaan terbaik, 3) penggunaan
pengaruh yang terbaik untuk merangsang motivasi kerja
Mayo
(1880-1949) manajer
dingatkan pentingnya perhatian terhadap proses kelompok untuk
melengkapi perhatian terhadap masing-masing
karyawam secara
individual.
Roger
(1951)
tidak hanya mengembangkan prosedur untuk bimbingan industry, tetapi
juga asumsi metapsikologi yang berpusat pada terapi pelanggan
(client-centered).
Tetapi didasarkan pada pendekatan hubungan manusiawi yang harus
dibangun
Morino
(1953)
tertarik pada hubungan interpersonal di dalam kelompok dengan
mengembangkan teknik sosiometri
Keterbatasan
Teori Hubungan Manusiawi: konsep “makhluk sosial” tidak
menggambarkan secara lengkap individu-individu
dalam tempatnya bekerja.
PENDEKATAN
TEORI PERILAKU
Perilaku dapat
dipahami melalui tiga pendekatan, yaitu dengan model 1) rasional, 2)
sosiologis, dan 3) pengembangan hubungan manusia
Tokoh-tokoh
pendekatan ini adalah
Maslow
yang terkenal dengan teori hierarki kebutuhan untuk menjelaskan
perilaku manusia dalam kaitannya dengan motivasi manusia
McGregor
dengan teori X dan Y
Herzberg
dengan teori dua faktor
McClelland
dengan teori need
of power, need of affiliation, and need of achievement
Blake
dan Mouton dengan teori managerial
grid
Likert
dengan teori empat sistemnya
Fiedler
dengan pendekatan kontingensi dalam teori kepemimpinannya
Argyris
dengan teori organisasi sebagai system budayanya dan optimal
actualization-organization and individual
Getzels&Guba
dengan teori system social-nomotetis dan idiografisnya
Schein
dengan penelitian dinamika kelompoknya
Vroom
dengan teori ekspektansinya
Reddin
dengan teori tiga dimensi kepemimpinannya
Mintzberg
dengan struktur organisasinya
Ochi
dengan teori Z-nya sebagai kombinasi budaya Amerika dengan jepang
Hersey
& Blanchard dengan kepemimpinan situasionalnya
Bass
dengan kepemimpinan transformasionalnya
Deming
dengan PDCA dan TQM-nya
Goleman
dengan kepemimpinan primal dan emosionalnya
Manning
& Curtis dengan kepemimpinan heroiknya
PENDEKATAN
SISTEM
Pendekatan system
bermaksud untuk memandang organisasi sebagai suatu kesatuan, yang
terdiri dari bagian-bagian yang saling berhubungan. Pendekatan system
memberi manajer cara memandang organisasi sebagai suatu keseluruhan
dan sebagai bagian dari lingkungan eksternal yang lebih luas.
PENDEKATAN
KUATITATIF
Aliran
ini menitik beratkan peranan pemakaian data angka, matematika dan
statistika dalam membantu manajemen dalam memecahkan
persoalan-persoalan
yang
dihadapi. Ex: riset operasi (atau management
science).
Teknik-teknik
management
science
digunakan dalam banyak kegiatan seperti: penganggaran modal,
manajemen aliran kas, penjadwalan produksi, pengembangan strategi
produk, perencanaan program pengembangan SDM, penjagaan tingkat
persediaan yang
optimal, dan
sebagainya.
PENDEKATAN
KONTINGENSI
Pendekatan
Kontingensi
(contingency approach) dikembangkan
oleh para manajer, konsultan dan peneliti yang mencoba untuk
menerapkan konsep-konsep dari berbagai aliran manajemen dalam
situasi kehidupan nyata.
Menurut
pendekatan kontingensi ini tugas manajer adalah mengidentifikasi
teknik mana, pada situasi tertentu, dibawah keadaan tertentu, dan
pada waktu tertentu, akan membantu pencapaian tujuan manajemen.
Pendekatan Kontingensi mengkombinasikan pendekatan klasik dan
hubungan manusiawi
Pendekatan
kontingensi telah berkembang di beberapa bidang manajemen, seperti
perancangan organisasi, kepemimpinin, motivasi, perencanaan
strategic dan dinamika kelompok. Pendekatan ini bermaksud untuk
menjembatani gap yang ada antara teori dan praktek
Ada
tiga bagian utama dalam kerangka konsepsual menyeluruh untuk
pendekatan kontingensi: lingkungan, konsep-konsep, dan teknik-teknik
manajemen
PERKEMBANGAN
TEORI MANAJEMEN DI MASA MENDATANG
Setelah dibicarakan
ketiga aliran utama dalam bidang manajemen, ada lima kemungkinan arah
perkembangan teori manajemen selanjutnya di masa mendatang, yaitu:
Dominan.
Salah satu dari aliran utama dapat muncul sebagai yang paling
berguna.
Divergence.
Setiap aliran berkembang melalui jalurnya sendiri.
Convergence.
Aliran-aliran dapat menjadi sepaham dengan batasan-batasan di antara
mereka cenderung kabur.
Sintesa.
Masing-masing aliran berintegrasi
B. Tokoh-tokoh manajemen sesuai
zaman
Tapi, sebelum kita berkenalan dengan tokoh-tokoh
manajemen, kita mesti mengetahui terlebih dahulu tentang tiga
pembagian aliran pemikiran manajemen dan tentu saja dalam tiap-tiap
aliran pemikiran tersebut terdapat nama-nama yang berbeda. Tiga
aliran pemikiran manajemen yang ada yaitu aliran manajemen klasik,
aliran hubungan manusiawi, dan aliran manajemen modern.
Munculnya revolusi industri yang terjadi di Inggris pada
abad ke-18 memberikan dampak yang cukup signifikan terhadap kalangan
usahawan, industri, maupun masyarakat. Untuk mengatasi permasalahan
manajemen dari berbagai kalangan tersebut maka hadirlah
pemikir-pemikir ulung yang mencetuskan ilmu manajemen.
Robert Owen (1771-1858)
Menurut Owen, investasi terpenting bagi seorang manajer
adalah sumber daya manusia. Itu sebabnya Owen menentang anggapan
bahwa para pekerja adalah instrumen yang tidak berdaya seperti yang
terjadi pada awal-awal tahun Revolusi Industri di Inggris.
Beberapa usahanya untuk meningkatkan kondisi kerja
antara lain menaikkan usia umum kerja bagi anak-anak, mengurangi jam
kerja karyawan serta menciptakan lingkungan hidup dan tempat kerja
yang menyenangkan bagi pekerja. Selain itu tokoh manajemen dengan
sebutan Bapak Personal Manajemen Modern ini merancang prosedur untuk
meningkatkan produktivitas, misalnya prosedur penilaian kerja dan
persaingan secara terbuka.
Charles Babbage (1792-1871)
Pada 1832, Babbage menulis sebuah buku yang berjudul On
the Economy Of Machinery and Manufactures. Penyusun kalkulator
mekanis ini merupakan orang yang pertama kali mengusulkan sistem
pembagian kerja berdasarkan bidang khusus pekerjaan yang selaras
dengan keterampilan tertentu.
Tidak berbeda jauh dengan Owen, beliau sangat
memperhatikan faktor manusia. Menurutnya dalam memanajemen perusahaan
sebaiknya terdapat sistem pembagian keuntungan antara pekerja dan
pemilik perusahaan. Sehingga yang mendapatkan keuntungan perusahaan
bukan hanya pemilik perusahaan tetapi para pekerja juga berhak
memperolehnya. Hal ini dikarenakan para pekerja juga turut andil
dalam peningkatan produktivitas.
Frederick Winslow Taylor
(1856 -1915)
Sebagai tokoh manajemen yang terkenal dengan manajemen
ilmiah dalam upaya meningkatkan efisiensi kerja dan gerakan efisiensi
kerjanya, Taylor memiliki 4 prinsip, yaitu:
- Pengembangan manajemen secara benar dan ilmiah.
- Pekerja
diseleksi secara ilmiah dengan menempatkan pekerja yang cocok untuk
pekerjaan tertentu.
- Adanya pendidikan dan pengembangan ilmiah dari
para pekerja.
- Kerjasama yang baik antara manajer dengan pekerja.
Buku-buku Taylor yang terkenal di antaranya Shop management (1930),
Principles Of Scientific Management (1911), dan Testimory Before
Special House Comittee (1912). Selanjutnya, tahun 1947 ketiga buku
tersebut digabungkan dalam satu buku dengan judul Scientific
Management.
Henry L. Gantt (1861 -1919)
Pemikiran Henry L. Gantt yang terkenal adalah sistem
bonus harian dan bonus ekstra untuk para mandor. Metode yang ia
gunakan yang kemudian terkenal adalah metode grafis dalam
menggambarkan rencana-rencana yang memungkinkan adanya pengendalian
manajerial yang lebih baik.
Metode ini menekankan pentingnya waktu juga biaya dalam
merencanakan dan mengendalikan pekerjaan yang selanjutnya melahirkan
sistem Charting atau yang lebih dikenal dengan Gantt Chart. Teknik
ini merupakan pelopor teknik-teknik modern seperti PERT (Program
Evaluation and Review Technique).
Henry Fayol (1841 -1925)
Pengarang buku General and Industrial Management ini
selain memperhatikan manajemen bagi suatu organisasi, juga
memerhatikan perihal produktivitas pabrik dan pekerja. Fayol
berkeyakinan bahwa keberhasilan para manajer bukan hanya ditentukan
oleh kualitas pribadinya, melainkan adanya peranan metode manajemen
yang tepat. Fayol membagi kegiatan dan operasi ke dalam 6 macam,
yaitu:
- Teknis/Produksi, maksudnya berusaha memproduksi
barang-barang produksi.
- Dagang yang dilakukan dengan mengadakan
pembelian bahan mentah dan penjualan hasil produksi.
- Keuangan,
berusaha mendapatkan dan menggunakan modal.
- Keamanan berupa
melindungi pekerja dan barang-barang investasi perusahaan.
- Akuntansi
dengan adanya pencatatan dan pembukuan berbagai data statistic
seperti biaya, keuntungan, hutang, dan sebagainya.
- Manajerial yang
berfungsi untuk perencanaan, pengorganisasian, memerintah,
pengkoordinasian, dan pengendalian.
Mary Parker Folett
(1868-1933)
Mary beranggapan bahwa hubungan yang harmonis antara
manajer dan karyawan dapat tercipta manakala memiliki kesamaan
tujuan. Namun Mary menolak anggapan adanya sekat pembatas antara
atasan dan bawahan. Menurut Mary kedudukan pemimpin di dalam suatu
organisasi bukan hanya karena kekuasaan semata melainkan lebih
diutamakan pada pengetahuan dan keahlian dalam memimpin.
Oliver Sheldon (1894 -1951)
Pada 1923, ia menulis tentang filsafat manajemen yang
menekankan tentang pentingnya tanggung jawab sosial dalam dunia
usaha. Manajemen harus memperlakukan pekerja secara adil dan jujur.
Ada 3 prinsip Oliver, yaitu:
- Kebijakan, keadaan dan metode industri seharusnya
sejalan dengan kesejahteraan masyarakat.
- Manajemen seharusnya
mampu menafsirkan sanksi moral tertinggi masyarakat sebagai
keseluruhan yang memiliki maksud praktis terhadap keadilan dan nilai
sosial yang diterima tanpa dugaan jelek oleh masyarakat.
- Manajemen
dan sistem yang dibentuk bisa menginspirasi dan memulai membangun
standar etika yang umum yang sesuai dengan konsep keadilan sosial.
ChesterL. Barnard
(1886 -1961)
Barnard pernah menulis sebuah buku yang berjudul The
Functions of Executive pada tahun 1983. Buku ini menyinggung mengenai
manajer berdasarkan suatu pendekatan sistem sosial untuk memahami dan
menganalisis fungsi-fungsi eksekutif. Tokoh yang menyukai
bacaan-bacaan sosiologi dan filsafat ini berasumsi bahwa kelanggengan
suatu perusahaan dapat dicapai dengan menyeimbangkan antara
pencapaian tujuan dan kebutuhan individu.
Aliran hubungan manusiawi menganggap aliran klasik
kurang lengkap karena masih kurang mampu mewujudkan efisiensi
produksi yang sempurna dengan terciptanya keharmonisan di tempat
kerja. Oleh karena itu, dibutuhkan ilmu sosiologi dan psikologi dalam
membantu manajer menghadapi manusia. Berikut ini akan sedikit
dijelaskan tokoh-tokoh manajemen pelopor aliran perilaku.
Hugo Munsterbeg (1863-1916)
Di dalam bukunya yang berjudul Psychology and Industrial
Efficiency, Bapak Psikologi Industri ini menuturkan tiga resep untuk
meningkatkan produktivitas, yaitu:
- “The Right man in the right place,” yaitu menaruh
pekerja yang tepat pada tempat yang tepat supaya berkontribusi
maksimal.
- Menciptakan tata kerja terbaik yang memenuhi
syarat-syarat psikologis untuk memaksimalkan
produktivitas.
- Menggunakan pengaruh psikologis agar memperoleh
dampak yang paling tepat dalam mendorong pekerja.
Elton Mayo
(1880-1949)
Menurut Mayo, dibutuhkan adanya peran faktor-faktor
sosial dan psikologis dalam memberi motivasi kerja kepada karyawan.
Hasil percobaannya menyimpulkan bahwa produktivitas karyawan bukan
satu-satunya ditentukan oleh banyaknya uang atau gaji, melainkan
sikap karyawan terhadap manajer yang memprioritaskan kesejahteraan
karyawan yang dikenal dengan sebutan Hawthorne effect.
Selain itu konsep Social man, yaitu kebutuhan karyawan
untuk mendapatkan motivasi dan respon positif dari lingkungan
sosialnya memiliki pengaruh besar terhadap produktivitas.
Masa ini berlangsung di abad ke-20 yang ditandai dengan
munculnya konsep manajemen kualitas total (Total Quality Management
TQM) yang diperkenalkan oleh beberapa tokoh manajemen berikut ini.
W. Edwards Deming (19001993)
Bapak Kontrol Kualitas ini berpendapat bahwa problema
dalam kualitas bukan sepenuhnya bersumber dari kesalahan pekerja,
namun kesalahan pada sistem. Demin mengatakan betapa pentingnya
meningkatkan kualitas dengan merumuskan teori lima langkah reaksi
berantai. Beliau berasumsi bahwa kualitas dapat ditingkatkan dengan
cara:
- Mengurangi kesalahan produksi supaya biaya perbaikan
menurun, penundaan, dan pemanfaatan yang lebih baik atas waktu dan
material.
- Meningkatkan produksi.
- Meningkatkan pangsa pasar
dengan cara meningkatkan kualitas dan harga.
- Meningkatkan
kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba sehingga dapat bertahan
dalam bisnis.
- Meningkatkan jumlah pekerjaan.
Joseph Juran
(lahir 1904)
Menurut Juran yang merujuk pada prinsip peto, beliau
mengembangkan trilogi manajemen yang memasukkan perencanaan, kontrol,
dan peningkatan kualitas. Pada suatu area yang sedang mengalami
kontrol kualitas yang tidak begitu baik, sebagai solusinya Juran
mengambil langkah untuk menganalisis, membuat solusi kemudian
mengimplementasikannya.
Dari beberapa pemikiran tokoh-tokoh manajemen yang telah
disebutkan di atas terdapat beberapa kesamaan, yakni mengenai
memanajemen kesejahteraan sumber daya manusia dan juga sistem. Sempat
juga beberapa kali disinggung bahwa tidak ada kesenjangan antara
manajer dengan pekerja. Keduanya saling mendukung satu sama lain
dalam mencapai satu tujuan.
C.
Fungsi-Fungsi Manajemen menurut Para Ahli
Louis A. Allen: Leading, Planning,
Organizing, Controlling.Prajudi
Atmosudirdjo: Planning,
Organizing, Directing, atau Actuating andControlling.John Robert
B., Ph.D: Planning,
Organizing, Command -ing, and Controlling.Henry Fayol: Planning,
Organizing, Commanding, Coordinating, Controlling.Luther Gullich: Planning,
Organizing, Staffing, Directing, Coordinating, Repor-ting,Budgeting.Koontz dan
O’Donnel: Organizing,
Staffing, Directing, Planning, Controlling.William H.
Newman: Planning,
Organizing, Assem-bling, Resources, Directing,Controlling.Dr. S.P.
Siagian., M.P.A: Planning,
Organizing, motivating and Controlling.William
Spriegel: Planning,
organizing, ControllingLyndak F.
Urwick : Forecasting,
Planning Orga-nizing, Commanding, Coordina-ting, Controlling.Dr. Winardi,
S.E: Planning,
Organizing, Coordi-nating, Actuating, Leading, Co-mmunication,
ControllingThe Liang Gie: Planning, Decision
making, Directing, Coordinating, Control-ling,Improving.James
A.F.Stoner: Planning,
Organizing, Leading, and Controlling.George R.
Terry: Planning,
Organizing, Staffing, Motivating, and Controlling
Dari beberapa
pendapat para penulis di atas dapat dikombinasikan, fungsi-fungsi
manajemen adalah sebagai berikut: Berbagai fungsi Manajemen
dikemukakan para ahli dengan persamaan dan perbedaan. Untuk
memperjelas pendapat para ahli, masing-masing fungsi
manajementersebut sebagai berikut :
Louis
Allen
(POLC)
- Planning
(Merencanakan)
- Organizing
(Menyusun)
- Leading(Memimpin)
- Controlling
(Mengawasi/meneliti)
2.
Harold Koontz
and Cyril O’Donnell
(POSDLC)
-
Planning(Perencanaan)
-
Organizing(Pengorganisasian)
- Staffing
(PenyusunanPegawai)
- Directing
(Pengarahan)
- Leading
(Memimpin)
-
Controlling(Pengendalian)
3. Luther
Gulick
(POSDiCoRB)
-
Planning(Perencanaan)
-
Organizing(Pengorganisasian)
- Staffing
(PenyusunanPegawai)
- Directing
(Pengarahan)
-
Coordinating(Pengkoordinasian)
-
Reporting(Pembuatan
laporan)
-
Budgeting(Penganggaran)
4. George
R.
Terry
(POAC)
-
Planning(Perencanaan)
-
Organizing(Pengorganisasian)
-
Actuating(Pelaksanaan)
-
Controlling(Pengendalian)
Pengertian-pengertian
1.
Planning
adalah perencanaan
penentuan serangkaian tindakan untuk mencapai suatu hasil yang
diinginkan. Pembatasan yang terakhir merumuskan perencaan Menurut
Stoner Planning adalah proses menetapkan sasaran dan tindakan yang
perlu untuk mencapai sasaran tadi.
2.
Organizing
Organizing atau
pengororganisasian adalah kumpulan dua orang atau lebih yang bekerja
sama dalam cara yang terstruktur untuk mencapai sasaran spesifik atau
sejumlah sasaran.
3.
Controlling
Controlling atau
pengawasan, sering juga disebut pengendalian adalah salah satu fungsi
manajemen yang berupa mengadakan penilaian, bila perlu mengadakan
koreksi sehingga apa yang dilakukan bawahan dapat diarahkan ke jalan
yang benar dengan maksud dengan tujuan yang telah digariskan semula.
4.
Activating
Activating atau
pelaksanaan adalah suatu fungsi manajemen berupa bentuk kegiatan
kerja nyata dalam suatu kegiatan manajemen.
5.
Staffing
Staffing adalah
salah satu fungsi manajemen berupa penyampaian perkembangan atau
hasil kegiatan atau pemberian keterangan mengenai segala hal yang
bertalian dengan tugas dan fungsi-fungsi kepada pejabat yang lebih
tinggi.
6.
Directing / Commanding
Directing atau
Commanding adalah fungsi manajemen yang berhubungan dengan usaha
memberi bimbingan, saran, perintah-perintah atau instruksi kepada
bawahan dalam melaksanakan tugas masingmasing, agar tugas dapat
dilaksanakan dengan baik dan benar-benar tertuju pada tujuan yang
telah ditetapkan semula.
7.
Coordinating
Coordinating atau
pengkoordinasian merupakan salah satu fungsi manajemen untuk
melakukan berbagai kegiatan agar tidak terjadi kekacauan,
percekcokan, kekosongan kegiatan, dengan jalan menghubungkan,
menyatukan dan menyelaraskan pekerjaan bawahan sehingga terdapat
kerja sama yang terarah dalam upaya mencapai tujuan organisasi.
8.
Reporting
Adalah salah satu
fungsi manajemen berupa penyampaian perkembangan atau hasil kegiatan
atau pemberian keterangan mengenai segala hal yang bertalian dengan
tugas dan fungsi-fungsi kepada pejabat yang lebih tinggi.
9.
Leading
Mengambil keputusan.
Mengadakan komunikasi agar ada saling pengertian antara manajer dan
bawahan. Memeberi semangat, inspirasi, dan dorongan kepada bawahan
supaya mereka bertindak. Memilih orang-orang yang menjadi anggota
kelompoknya, serta memperbaiki pengetahuan dan sikap-sikap bawahan
agar mereka terampil dalam usaha mencapai tujuan yang ditetapkan.
10.Innovating
Innovating merupakan
fungsi manajemen berupa penelitian, pengembangan, dan / atau
perekayasaan yang bertujuan mengembangkan penerapan praktis nilai dan
konteks ilmu pengetahuan yang baru, atau cara baru untuk menerapkan
ilmu pengetahuan dan teknologi yang telah ada ke dalam produk atau
proses produksi.
10.
Representing
Representing adalah
fungsi manajemen berupa adanya kesamaan dalam hal pengerjaan tugas.
11. Budgeting
Budgeting merupakan
fungsi manajemen berupa pengikhtisaran sistem anggaran keuangan. Baik
itu sistem keuangan untuk jangka pendek, menengah, dan panjang.
12. Assembling
Assembling merupakan
fungsi manajemen dimana terjadi pengurutan-pengurtan dalam hal
kegiatan yang berhubungan dengan manajemen itu sendiri.
13. Resources
Resources merupakan
fungsi manajemen berupa pemanfaat sumber daya yang ada, baik itu SDA
atau SDM sehingga terjadi ketepatgunaan.
14. Motivating
Motivating atau
pemotivasian kegiatan merupakan salah satu fungsi manajemen berupa
pemberian inspirasi, semangat dan dorongan kepada bawahan, agar
bawahan melakukan kegiatan secara suka rela sesuai apa yang
diinginkan oleh atasan.
15. Actuating
Actuating adalah
suatu tindakan untuk mengusahakan agar semua anggota kelompok
berusaha untuk mencapai sasaran sesuai dengan perencanaan manajerial
dan usaha-usaha organisasi. Jadi actuating artinya adalah
menggerakkan orang-orang agar mau bekerja dengan sendirinya atau
penuh kesadaran secara bersama-sama untuk mencapai tujuan yang
dikehendaki secara efektif. Dalam hal ini yang dibutuhkan adalah
kepemimpinan (leadership).
16.
Communication
Communication
merupakan suatu proses penyampaian informasi (pesan, ide, gagasan)
dari satu pihak kepada pihak lain agar terjadi saling mempengaruhi
diantara keduanya. Pada umumnya, komunikasi dilakukan dengan
menggunakan kata-kata (lisan) yang dapat dimengerti oleh kedua belah
pihak. Dalam hal ini komunikasi yag terjadi diantara hierarki
kepemimpinan.
17. Decision
Making
Dicision Making
merupakan fungsi manajemen yang dapat dianggap sebagai suatu hasil
atau keluaran dari proses mental atau kognitif yang membawa pada
pemilihan suatu jalur tindakan di antara beberapa alternatif yang
tersedia. Setiap proses pengambilan keputusan selalu menghasilkan
satu pilihan final . Keluarannya bisa berupa suatu tindakan (aksi)
atau suatu opini terhadap pilihan.
18. Improving
Improving adalah
salah satu fungsi manajemen dalam hal peningkatan mutu kegiatan,
kepemimpinan, kerjasma, dan lain-lain.
Sumber:
Handoko, Hani T.
2009. Manajemen
Edisi Kedua.
Yogyakarta: BPFE-YOGYAKARTA
Usman, Husaini.
2011. Manajemen
Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan Edisi Ketiga.
Jakarta: Bumi Aksara
http ://
Jyus-yudistira.
Blogspot.comhttp
: Scribd. Com
http://lasamula.blogspot.com/2013/01/fungsi-manajemen-menurut-para-ahli.html
�